Sabtu, 08 Januari 2011

Segarkan Panggilan Pelayanan kita

Menjawab keraguan kita saat dipersimpangan pelayanan


Bagaimana perasaan Sdr saat ini ?
Mungkin sedang bingung tentang panggilanNya, merasa Tuhan sedang terus menerus  memanggil, atau  merasa Tuhan ingin Sdr. berbuat sesuatu untukNya, terlibat dalam pekerjaan Tuhan, tapi masih ingin mengejar  imipian atau ambisi pribadi.
Bingung harus pilih yang mana?.
Atau saat ini Sdr ingin ikut Tuhan, tapi keluarga tidak dapat menerima itu, atau teman, atau pasangan. Sdr berpikir bakalan kehilangan mereka semua jika memutuskan untuk mengikut Yesus. Atau bahkan nyawamau bakalan terancam begitu memilih menerima Yesus. Akan ada banyak orang menginginkan kematian, karena Sdr. dianggap murtad.

Tuhan mengerti situasi yang sedang Sdr. alami, tapi tidak percayakah , kalau Dia selalu bersama kita, kalau Dia selalu menjagai dan mencukupi? Bersama Dia, kita mampu mengarungi sesulit apapun lembah kehidupan. 

Abraham, dia tidak mengetahui apa2 tentang tanah perjanjian, dia pun tahu kalau perjalanan kesana tidaklah mudah, apalagi dia lahir dari keluarga kaya dan jaman dulu belum ada kendaraan. Tapi Abraham dengan imannya, dia memilih berjalan bersama Tuhan, untuk mendapatkan sesuatu yang tidak tampak saat itu.
Abraham saat diuji imannya untuk mengorbankan Ishak, dia dengan teguh melakukan perintahNya, dan rela mengorbankan anak kesayangannya. Ia beriman bahwa Tuhan akan menyediakan hewan kurban di atas sana. Dan Tuhan memberinya predikat sebagai bapak orang beriman, orang yang takut akan Allah.

Nuh, begitu mendengar Tuhan akan mendatangkan hukuman berupa air bah dan disuruh membuat bahtera oleh Tuhannya, yang mana pada saat itu bahkan tidak ada danau atau laut di daerah sekitarnya untuk menaruh bahteranya, dia dan anak2nya mulai membuat bahtera, dimana orang2 sekitarnya mengolok2 dirinya gila.
Apakah Tuhan pernah gagal memenuhi janjiNya? Apakah ada satu ayat di Alkitab dimana Tuhan pernah mengecewakan orang2 yang percaya kepadaNya?
Janganlah menolak panggilanNya, janganlah lari dari panggilanNya, janganlah takut karena Dia besertamu, 


janganlah kuatir akan hari esok, lihatlah bunga di padang, Tuhan hiasi dan burung di udara, diberiNya makan. Masalah hari ini cukuplah untuk sehari ini, karena tiap hari ada kesusahannya sendiri. Tunjukkan imanmu.

Jawablah PanggilanNya namun Janganlah tergesa-gesa
Tuhan tidak ingin anak2Nya tergesa2 dalam menjawab panggilanNya. Dia ingin kita tahu harga yang harus dibayar untuk menjawab panggilanNya.

Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak2nya, saudara2nya laki2 atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.
Sebab siapakah di antara kmu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, apakah uanganya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan2 semua orang yang melihatnya, mengejek dia, dan berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyaan syarat2 perdamaian. Demikian pulalah tiap2 orang di antara kmu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu.



Ketika Yesus dan muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seseorang di tengah jalan kepada Yesus, 'Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.' Yesus berkata kepadanya, 'Rubah mempunyai liang dan burung mempunya sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.' Lalu Ia berkata kepada seorang yang lain, 'Ikutlah Aku!' Tetapi orang itu berkata, 'Tuhan izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapakku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Biarlah orang mati menguburkan orang mati, tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah dimana2.'

Lalu seorang yang lain lagi berkata, 'Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Setiap orang yang siap utk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak utk Kerajaan Allah.

Pelajaran dari Petrus




 Lalu Petrus berkata kepadaNya, 'Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.' Kata Yesus, 'Datanglah!' Lalu Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin, tekutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, 'Tuhan, tolonglah aku!' Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata, 'Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?'
Banyak dari antara kita yang mempunyai sifat seperti Petrus, bersemangat, menggebu2, tidak berpikir panjang, spontan dalam melayani Tuhan dan dalam menjawab panggilanNya. Tapi banyak diantara kita juga yang akhirnya kehilangan cinta kita yang mula2 pada Tuhan, yang pertama kali membuat kita berkata ke Tuhan, 'Tuhan, ini aku, pakailah aku, aku berikan semuanya kepadaMu.'



Petrus secara spontan begitu Dia mendengar Yesus berkata, 'Datanglah', dia langsung turun dari perahunya dan menghampiri Yesus di tengah laut. Dia tidak menyadari kalau dirinya sedang berjalan di atas air, dia hanya berfokus ke arah Yesus, dia hanya ingin untuk menghampiri Tuhannya. Dan, ia benar2 mampu berjalan di atas air, karena tidak ada yang mustahil bagi mereka yang menaruh percaya kepadaNya.
Mark 9:23I

Jika kamu dapat percaya, segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya!

Akan tetapi begitu dia kehilangan visi yang ada di depannya, ketika Yesus yang berdiri didepannya dirasakannya sebagai sebuah kemustahilan, ketika angin laut mulai bertiup kencang, ketika tantangan dunia mulai menerpanya, gelombang kehidupan mulai mengancamnya. Dia menjadi takut dan gemetar, dan dia akhirnya kehilangan imannya akan Tuhan, dan mulai tenggelam ditengah badai kehidupan. Mungkin kita yang membaca peristiwa ini mencela Petrus, 'Sudah tahu Tuhan ada disana, masih aja dia ragu.' Tapi ketahuilah, kitapun sering menjadi seperti Petrus, tindakan yang Petrus lakukan adalah sangat wajar secara manusia.
Banyak dari antara kita juga yang berbuat demikian, begitu kita mendengar Firman Tuhan yang mengena hati, kita langsung menggebu2, merasa bahwa kita ini baru saja mendapat panggilan Tuhan. Kemudian berpikir lebih baik menjadi pelayan Tuhan, daripada susah2 meneruskan kuliah, daripada susah2 kerja, dsb. Tapi dengan berjalannya waktu, setelah cukup lama mengikut Tuhan, setelah meninggalkan semua kegiatan2 kuliah dan pekerjaan, Kita melihat bahwa ini bukanlah panggilan hidup, bukan harapan yg diimpikan, dan terdorong ingin kembali lagi ke kehidupanmu yang lama.

Sampai kita memberanikan diri bilang pada Tuhan, 'Tuhan aku berhenti dulu ya melayani Engkau, aku mau fokus dahulu dengan kerjaanku, aku mau mengejar karirku terlebih dahulu, aku mau berbisnis ini itu dulu, ntar ya Tuhan, kalau aku telah kaya, kalau seluruh kebutuhan hidupku telah terpenuhi, aku akan mulai melayani Engkau lagi. please.... ya Tuhan, sekarang ini, biarkan aku membenahi hidupku dahulu.'

Kita mulai kehilangan visi, cinta mula2 kepada Tuhan, dan mulai timbul rasa penyesalan di dalam diri, seandainya dulu aku tidak berhenti kuliah, atau aku tidak meninggalkan kerjaanku, mungkin aku sekarang telah sukses. Dan mulai menyalahkan Tuhan.
Ketahuilah sebenarnya tidak ada yang salah dengan melayani Tuhan, tidak ada yang salah dengan semangat, tidak ada yang salah dengan keputusan itu. Yang salah itu, kita telah kehilangan visi dan determinasi mula2mu, kehilangan tujuan panggilan. Perhatian tidak lagi 100% untuk Tuhan dan akhirnya mulai melupakan Tuhan, dan berpikir mengenai diri sendiri.
Paulus pun dalam pelayanannya, dia selalu menyokong kebutuhannya sendiri, dia membantu menjual tenda, dsb. Melayani Tuhan tidaklah harus secara fulltimer gereja, tidak harus menjadi pendeta di gereja saja, banyak pula yang menjadi kaum profesional dan aktif dalam pelayanan. Dia malah menjadi saluran berkat untuk jemaat disana. Yang salah itu, kalau kita mulai kehilangan cinta mula2 kepada Tuhan. Kamu kehilangan fokus, dan akhirnya tenggelam seperti Petrus oleh gelombang dunia.
Berfokus pada Tuhan tidaklah harus menjadi pekerja full timer, tapi kerinduan whole life time.
kasusnya Petrus menjadi pelajaran untuk tidak kita ulangi. Kita harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Yang salah itu adalah ketika merasa telah salah memilih dan mengalami kekecewaan akan Tuhanmu.Tuhan aku telah melayani Engkau, tapi koq, hidup aku seperti ini, tidak sesuai dengan janji2 yang aku dengar.
Sama seperti Petrus tenggelam dan meminta tolong ke Tuhan karena imannya lemah begitu dirasakannya angin dunia, begitu dia tidak lagi punya dasar yg kokoh. Tapi Tuhan segera bergegas menolongnya, dan berkata 'Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?'
Apa jawabanmu kalau saat ini Tuhan menanyakan kembali imanmu, cinta mula2mu padaNya?
Akankah Sdr. menjawab, 'Tuhan aku menyerah ikut Engkau, aku mau terus berada di kehidupanku yang sekarang ini' atau 'Tuhan aku mengucap syukur atas teguran2mu, aku ingin kembali lagi kepada cinta mula2ku kepadaMu, aku butuh kekuatan dariMu lagi.'
Pelayanan adalah tujuan hidupku!

Disadur dari book of life
disunting : Haris Subagiyo



Tidak ada komentar:

Posting Komentar