Kamis, 03 Mei 2012


Tidak ada discount dalam pelayanan !

Gereja sering lebih memilih bersikap populer, dengan kecenderungan memperlemah tuntutan sebagai pengikut Kristus dengan tujuan dapat menarik simpati orang sebanyak mungkin . Namun Tuhan Yesus tegas membuat aturan bahwa hal mengikut Dia, merupakan kehidupan yg  sangat sulit dan berpotensi mengurangi jumlah orang yg ingin jadi pengikutNya.

Benar-benar tidak ada discount dalam pelayanan

Lukas 14 : 25 - 33

Tuhan Yesus tidak pernah menyembunyikan harga yg harus dibayar untuk menjadi muridNya. Setiap pengikutNya harus mengambil keputusan dengan kesadaran penuh tanpa intervensi faktor eksternal. Menjadi muridNya jauh lebih sukar dari pada sekedar memasuki suatu agama, bukan sesuatu yg menggairahkan atau menyenangkan, bukan sesuatu yg mudah & menarik. Malahan Tuhan Yesus menekankan pada kesulitan dan bahaya. 
Tuhan Yesus lebih banyak berbicara tentang musuh yg harus dihadapi daripada teman-teman yg menyenangkan.
Mengapa Tuhan Yesus memberikan syarat pemuridan yg demikian sulit?

Karena Ia lebih memperhatikan kualitas daripada kuantitas, Allah merindukan kualitas murid-murid yg dapat dipercaya, yg kuat untuk membangun jemaatNya. Menjadi hamba-hamba  Tuhan yg ber etoskan kerja, setia dan tahan banting. 

Dimulai dari animo masyarakat yg datang berbondong-bondong mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem, ini adalah momentum yg tepat untuk mengambil kesempatan mencitrakan diri dan merebut popularitas dalam pelayanan. 
Namun Tuhan Yesus tahu apa yang ada dalam pikiran mereka, siapa yang dengan segenap hati mau mengikuti Yesus atau hanya sebagai penggembira yg ikut-ikutan. Yesus tidak mencari kerumunan orang yang tidak jelas motivasinya  tapi Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. 
Maka Yesus sambil berpaling dan berkata kepada mereka : “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, dan anak-anaknya, saudaranya-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. (ay.26).
Apa arti tuntutan Tuhan Yesus untuk menjadikan kita muridNya?

1. Melayani Tuhan adalah meletakkan komposisi kasih yang tepat. (ayat.26)

Yesus bukanlah seorang perombak adat istiadat yg kejam. Ia tetap memerintahkan terjalinnya kasih yg harmoni diantara sesama saudara, anak, orang tua, suami dan istri. Persoalannya ialah apakah kasih alamiah itu akan mengalahkan kasih kepada Kristus?


Kasih kepada Yesus harus diletakkan sebagai pilar pertama dalam membangun hubungan dan kerja pelayanan lebih dari siapapun & apapun.
Meletakkan komposisi kasih pada Tuhan sebagai prioritas secara tepat berpengaruh signifikan terhadap dampak kasih terhadap hubungan kasih dengan sesama. Kasih kepada Tuhan adalah spirit (jiwa) dalam pelayanan , keberadaannya sanggup mengalahkan halang rintang yg mengganjal pekerjaan pelayanan.
  • Kasih kepada Kristus harus melebihi kasih pada keluarga
Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, dan anak-anaknya, saudaranya-saudaranya laki-laki atau perempuan

Kata membenci , bahasa asli : MISEO = HATE, tidak dapat diterjemahkan secara literal mutlak. kata membenci dalam konteks ini tidak ada hubungannya dengan perasaan, atau ketidak senangan secara radikal, kata tersebut  merupakan ekspresi gaya bahasa Ibrani(Timur) untuk ungkapan membandingkan, lihat ay.37…mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-ku (mengasihi …lebih daripada-Ku), jadi bukan kebencian yang agresif kepada anggota keluarga tapi adalah adalah meletakkan komposisi kasih yang utama dan pertama , soal prioritas, perbandingan kepada siapa kita lebih loyal?  Hal ini sejajar dengan hukum yg utama Matius 22: 37-38 "Kasihilah Tuhan, Allahmu  , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.   22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama
  • Kasih kepada Kristus melebih kasih pada diri sendiri
"bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."
Kasih kepada Kristus harus di atas naluri alamiah untuk mengasihi diri sendiri "bahkan nyawanya sendiri". Tuhan ingin supaya mutu hubungan pribadi kita mendarah daging (chemestry) di letakkan dibawah otoritasNya untuk selama-lamanya. Bila kita tidak punya totalitas kasih kepada Dia yg sedang kita layani berarti kita tidak memenuhi kualifikasi sebagai muridNya.

Aplikasi:
Konsekuensi kasih yg utama pada Kristus, tidaklah menghacurkan tatanan hubungan masyarakat yg normal, justru karena meletakkan kasih terbesar kepada Kristus, menjadi dasar pemulihan hubungan dengan sesama. Rumah tangga dipulihkan, persahabatan diperkuat. pertemanan menjadi bermakna.
Instink kita yg selalu mengarahkan kasih pada diri sendiri menjadi tidak berlaku manakala kita berkomitmen menjadi hamba Tuhan karena kasih kita sudah menjadi milik Tuhan. Sebagai hambaNya kita harus sadar bahwa proyek pekerjaan Tuhan jauh lebih besar & lebih penting dari kebutuhan, persoalan maupun nyawa kita sekalipun. Dia adalah pusat, Dia adalah tujuan dan Dia adalah alasan kita hidup.

2. Melayani adalah pengabaian kepentingan diri yg sementara (ay.27)
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Banyak orang yang berdesak-desakan mengikuti Yesus, mungkin berharap mendapatkan makanan, kekayaan, kehormatan, mujizat dan berkat yang berkelimpahan; Tapi Yesus menyampaikan kebenaran yg utuh , berita Injil yang orisinil, yaitu : “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan menjadi murid-Ku ia harus memikul salibnya dan terus-menerus ikut Aku dalam keadaan apapun”.

Apakah maksud dari memikul salibnya (Yun, Ing: salibnya sendiri, pribadi) Apakah salib itu? Salib pada jaman Tuhan Yesus pada abad pertama sangat berbeda pemahamannya dengan   sekarang ini, sebagai asesoris yg manis dikalungkan dileher, identitas diri atau symbol gedung gereja. Pada jaman Tuhan Yesus salib cara yg digunakan pemerintah Romawi untuk menghukum mati para penjahat kelas kakap. Penjahat yang dihukum dengan alat kayu palang itu harus memikul salibnya sendiri sampai tempat penyaliban, diikat pada tangan pergelangan tangan dan kakinya, kemudian dipaku pada tangan dan kakinya,dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Jadi pada saat Yesus mengatakan “pikullah salib”, kepada orang-orang yg mengikuti-Nya, mereka memiliki gambaran seperti ini, gambaran penderitaan salib yg mengerikan dan mematikan. Salib Kristus merupakan lambang penderitaan (1 Petrus 2:21), kematian (Kisah Para Rasul 10:39), kehinaan (Ibrani 12:2), cemoohan (Matius 27:39), serta penyangkalan diri (Matius 16:24), Salib merupakan lambang penolakan oleh dunia.
Ingat salib itu tidak didorongkan kepada diri kita seperti yg dialami Simon orang Kirene. Memikul salib berarti kerelaan untuk mengalami penghinaan, kebencian, pengasingan dunia karena Dia..... tidak diberi harga yg pantas!!!

Aplikasi:
Memikul salib disini bukanlah suatu kelemahan tubuh, kelemahan temperamen atau nasib buruk, kesulitan hidup atau penyakit. Hal-hal ini merupakan masalah umum yg tak terhindarkan dan dialami oleh semua manusia.  Salib berarti kerelaan kita dihina, diperlakukan tidak adil, dianiaya karena iman kita kepada Kristus. Menjadi hamba Tuhan agaknya sulit untuk membicarakan dari dimensi panggilan atau bukan panggilan Tuhan karena standarnya yg tidak jelas. Pastinya Tuhan Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi seorang hamba Tuhan adalah pilihan atau keputusan hidup terbesar, yg diambil secara sadar dengan segala konsekuensinya. 
Jika menjadi hamba Tuhan adalah jalan alternatif yg mudah untuk melepaskan diri dari kompetisi pasar yg sulit, untuk mendapatkan keuntungan materi yg cepat, popularitas atau kebanggan diri semata, berarti kita telah salah alamat untuk menjadi muridNya.. 
Walapun kita keluarga pendeta besar, discount kecilpun tidak diberikan untuk kita yg melayani Dia.

3. Melayani Tuhan adalah komitment memberikan seluruh. (ay. 28, 33)
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Tuhan Yesus tidak menuntut kita memberikan yg sebanyak-banyaknya tetapi penyerahan dengan rela segala harta milik. artinya Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi pengelola (stewadrship) atas harta milik bukan sebagai pemilik. Harus terjadi menataan ulang konsep tentang upah sebagai keuntungan materi. Sukses materi bukanlah tujuan dalampelayanan karena materi  adalah faktor yg dibutuhkan sebagai sarana dan bukanlah tuan atas diri kita.
Jadi hitunglah baik-baik penawaran yg Tuhan Yesus sampaikan kepada kita ! Ini nasehat awal bagi para calon istri gembala jemaat/pendeta Pantekosta, ingat Zus...suami dan keluargamu harus menempatkan kepentingan Yesus diatas investasi materi, lupakan harta, tinggalkan harapan jadi kaya, sukses dan makmur.
Jangan tergesa-gesa dulu jadi istri pendeta Pantekosta, pertimbangkan dengan matang! Apa yg mendasari keputusan kita melayani Dia?
a. belajarlah  dari seorang yg mau mendirikan sebuah menara.

"Tidakkah ia duduk dahulu membuat anggaran biayanya", hitung dengan cermat besarnya uang untuk menyelesaikan pekerjaan itu…kalimat duduk dahulu artinya memiliki konsep yg jelas tidak ngawur, mempertimbangkan secara matang terlebih dahulu sebelum memutuskan mengikuti Yesus, tidak hanya sekedar kompensasi (pelampiasan kegagalan), coba-coba ,ikut-ikutan atau karena terpaksa menjadi generasi penerus gereja bapaknya, karena ongkos menjadi murid Yesus bisa saja hubungan keluarga terputus, pekerjaan hilang, kerugian materi, meninggalkan dosa-dosa, bahkan kehilangan nyawa. 
b.belajarlah  dari seorang raja yg mau pergi berperang melawan raja lain .

Ia harus  duduk dahulu… (menggunakan strategi, tidak tergesa-gesa namun juga tidak ada keraguan untuk maju). Dua perumpamaan ini maksudnya sama pada ay.33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak mendapat menjadi murid-Nya".

Beberapa kali Yesus bertemu dengan orang-orang yg mau mengikut Yesus tapi setengah hati, tidak rela berkomitmen memberikan seluruh hidupnya kepada Yesus, hati mereka belum bisa mengucapkan selamat tinggal kepada miliknya, apakah itu keluarga, (Luk 9: 59-61), dan harta (Mat 19: 21-22).
Jika kita tidak memenuhi syarat sebagai seorang murid akibatnya disamakan dengan garam yg kehilangan asinnya, menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya menurut fungsinya, akhirnya dibuang dan diinjak-injak orang. (sejarah garam: adalah batu-batuan di Timur Tengah yg mengandung kadar garam. Tingginya kadar garam di Laut Mati nyaris tak ada biota air yg hidup didalamnya bahkan batu-batuan ikut menjadi terasa asin. Orang-orang memanfaatkan batuan yg mengandung garam untuk memasak dengan cara mengikatnya dengan tali kemudian mencelupkan dalam sayur bening, bubur Menado, soup bernebon....... lama-lama  rasa garamnya jadi habis deh.......dibuang dan diinjak-injak orang)
Pelayanan hanya menjadi kompetisi karir dengan imbalan sukses tanpa keefektifan kerja pelayanan sebgai agen suara kebenaran yg mengubahkan dunia.
Aplikasi:
Awas banyak penipuan terselubung yg terjadi didalam gereja, dalam pelayanan, persekutuan, dalam kebaktian kebangunan rohani dengan  melancarkan propaganda mudah, murah, mewah bahwa melayani Tuhan enak, gampang & berlimpah berkat. ini adalah kebenaran yg sepenggal, kebenaran tidak utuh, karena tidak ada formula mahkota tanpa salib!

Anda sedang bertanya pada saya bagaimana saya dapat mempercayainya?

Desa adalah basis pertama pelayanan yg kami rintis, dengan 5 kepala keluarga. Belum ada kendaraan pribadi, belum ada rumah ibadah permanen, kontrak garasi sebagai rumah tinggal. Persembahan Rp. 5,000,-/minggu, sehingga tidak cukup untuk makan nasi setiap hari, strateginya membeli singkong untuk kebutuhan 5 hari dan nasi untuk 2 hari (Sabtu & Minggu persiapan kotbah harus kuat doong). Jemaat tahu betapa sulitnya kami harus bekerja melayani Tuhan, sehingga mereka berusaha memberi apa saja untuk meringankan kebutuhan konsumsi kami. Sebagai hamba Tuhan Pantekosta haram hukumnya untuk menolak pemberian jemaat, apa saja yg diberikan kami apresiasi, diberi baju ukuran XL, sementara postur tubuh yg kurus kering berukuran M, saya katakan PASSS terima kasih, diberi sepatu ukuran 42 sementara ukuran sebenarnya 41 juga saya katakan PASSSSSS terima kasih Tuhan memberkati. Tidak pernah terpikir untuk menjadi enak apalagi kaya dalam melayani. Setiap berkunjung ke ke rumah jemaat, hampir selalu dijamu makanan sekaligus pulangnya diberikan bahan mentah. Karena ada didesa jadi pemberiannya adalah hasil kebun sendiri. Tibalah saatnya kami diberi kepercayaan untuk menerima pemberian nangka muda (tewel, gori:Jogjakarta) ukurannya besar dan sangat berat untuk dibawa pulang dengan jalan kaki sejauh 4 kilometer. woooooh ruarrr biasa. Saya berterima kasih atas pemberiannya, karena saking beratnya harus saya gendong diatas punggung (pondong), disepanjang jalan saya merasakan beban beratnya berkat Tuhan hari itu. harganya tidak seberapa tapi nyatanya juga tidak dapat membelinya. akhirnya dibawa pulang saja. sesampai dirumah bagai kuli panggul yg kepayahan saya diletakkan didepan rumah sambil berkata: " Terima kasih Tuhan, saya bersyukur kepadaMu, karena hari ini Engkau memberikan BERKAT BESAR dan BERKAT BERAT kepada kami. Amin."
Kami senang dan siap dengan kesulitan pelayanan tersebut, namun ternyata Tuhan TIDAK MAU MENYULITKAN pekerjaanNya sendiri. Terbukti Sekarang ini... Tuhan memberkati kami dengan istri yg bijaksana, anak-anak cinta Tuhan,  motor, mobil, rumah, pelayanan dengan teknologi canggih, yg bukan saja besar dan berat namun tenaga manusia sekalipun tak mampu mengangkatnya sehingga berkat itu dapat berjalan sesuai kendali kita.
Jadi sebelum menerima berkat yg benar benar besar dan benar-benar berat sampai tak dapat diangkat, terimalah dulu berkat penderitaan, kesulitan, rintangan dalam pelayanan dengan sukacita....
Dalam melayani Tuhan .Tidak usah kita percaya pada prosperity theologi (teologia kemakmuran) kekristenan yg mudah & murahan.
Karena Tuhan Yesus tengah mempersiapkan lahirnya generasi yg militan, berkualitas, tahan bantingan, sebagai mitra kerja Allah ditengah dunia ini.
Keseharian harus bergulat dengan kesulitan nyata.
Penawaran yg diberikan Tuhan memang sangat spesial karena membawa misi perubahan global, perubahan hidup seorang murid berdampak besar pada perubahan dunia ini, tetapi harganya tetap tidak dibanting, tidak ada diskon, tidak ada variasi harga:  segala konsekuensi dibuka terang benderang supaya kita memiliki kualitas hidup yg efektif. menjadi terang di kegelapan & menjadi garam ditengah kehambaran. ini adalah proyek besar Allah yg tidak dapat terganjal oleh kepentingan diri kita sendiri.
Tuhan sedang bekerja mencari orang-orang pilihanNya yg rela berjuang untuk mendapatkan MAHKOTA melalui kerja SALIB. mendapatkan kemuliaan melalui penderitaan, mendapatkan kekekalan dengan melepaskan kefanaan hidup.
Ya... saya adalah orangnya... saya bersedia Tuhan.....ini aku Tuhan, utuslah aku sesuai dengan maksudMu. Amin GBU

by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar