Kamis, 03 Mei 2012


Bekas Luka yang menjadi Tanda Kasih

Memori kehidupan tak selamanya terbingkai menjadi kenangan indah, yg menguatkan dan mengubahkan. Bahkan kadang munculnya memori masa lalu seolah-olah membuka luka lama yg tak mungkin terobati.  Seribu dendam masih tersimpan, letupan kemarahan tak lagi terkendali dan siksaan batin kembali menekan.

Manusia tak mudah menghapus memori masa lalu tetapi kita dapat mengantikan materi memori masa lalu dengan pengalaman yg baru. Bekas-bekas lukapun dapat kita ubah menjadi kekuatan yg melahirkan manfaat besar.
Mungkinkah memori kelam diubahkan menjadi harapan, sukacita dan kekuatan menata masa depan?

Yohanes. 20:20 
“Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan”. 

Dengan kekuatan DiriNya sendiri sebenarnya Yesus mampu melepaskan dari hukuman salib. Tetapi faktanya Yesus bersedia menerima penyaliban dengan rela. bahkan Dia sama sekali tidak menggunakan kuasa mukjizatNya untuk menyelamatkan diri dan melumpuhkan musuh-musuhNya.
Saat Yesus bangkit dari kematianNya, Dia juga tidak menggunakan kuasaNya untuk memulihkan kembali luka-luka yang masih terbuka di tangan, dilambung dan dikakiNya . Tanda luka-luka yang terdapat di tubuh Kristus yang bangkit tetap diperlihatkan secara nyata.

Bahkan secara vulgar tubuh kebangkitan Kristus yang mulia diperkenalkan kepada para murid melalui tanda luka-luka .Dia tidak meniadakan tanda-tanda penderitaanNya dalam tubuh kemuliaanNya.  Hal ini menyatakan bahwa Kristus yang bangkit tidak keberatan menerima tanda luka-luka ketidakadilan dan kekejaman dengan kasihNya yang tanpa syarat.

Pemahaman teologis ini sangat penting kita mengerti karena membuka perspektif terhadap luka-luka yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari.  
Mengapa Tuhan Yesus membiarkan luka-lukanya tetap menganga ditengah kemampuanNya untuk memulihkan total keadaan tubuhNya? 
Yang dikerjakan  Yesus dengan luka-lukaNya adalah lebih dari sekedar tampilan PENERIMAAN DIRI terhadap kekejaman dan ketidakadilan salib, namun dalam eksistensi yg pernah terluka sekalipun Kristus tetap konsisten untuk BERKARYA. tidak menjadi korban dari luka justru mengoperasikan luka-luka sebagai sarana untuk tetap MEMBERI.

a. Luka-luka menyatakan identifikasi Diri Kristus (Lukas 24 : 39)

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah  karena hantu tidak ada daging  dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

Kesulitan besar akan dialami para murid untuk mengenal pribadi Yesus yg bangkit jika secara phisik tidak terdapat tanda-tanda yg dapat mengingatkan mereka tentang peristiwa penyaliban, siksaan dan kematianNya. Jadi luka-luka yang menyobek tubuhNya diubah bentuk menjadi tanda pengenal diriNya dan tanda kemuliaan dari kebangkitanNya.

b. Luka yang memberikan Damai sejahtera (Yoh. 20:21-22).

Melalui tanda luka-luka yang telah dialami Yesus justru dipakai untuk menyatakan berkat Allah, yaitu: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus”
Luka-luka yang menyakitkan itu bukan dipakai oleh Tuhan Yesus sebagai alasan untuk membalas dendam, tetapi dipakai oleh Tuhan Yesus sebagai media untuk menyatakan damai-sejahtera dari Allah.

b.. Luka-luka yg membangkitkan Iman (Yoh. 20:25-27).

Tomas bersikap ragu-ragu dan akan percaya kepada Kristus yang bangkit jikalau dia dapat melihat dan menyentuh luka-luka Yesus. Tomas berkata: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya"  Untuk meneguhkan Tomas yang ragu-ragu, Kristus yang bangkit berkenan memperlihatkan seluruh luka-luka yang pernah dideritaNya sambil berkata: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayala" (Yoh. 20:27).

Tanda luka-luka Kristus tersebut justru menjadi berkat keselamatan bagi Tomas yang tidak percaya dan ragu-ragu

c. Luka yg memberikan Pengampunan

Persoalan yg serius dengan luka-luka adalah memori yg membenarkan diri untuk membalas kejahatan kepada pihak yg telah bersikap merendahkan, memusuhi dan melukai. Goresan luka itu sangat menyayat hati sehingga sangat sulit untuk disembuhkan. Fenomena kebangkitan Kristus dengan tanda-tanda luka yg masih segar justru dijadikan sebagai bukti pengampunan. Kristus yg bersedia memaafkan kesalahan setiap orang yang telah melukai tubuh dan hatiNya.

Pehatikan saat tergantung di atas kayu salib, Tuhan Yesus mengucapkan doa: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).

Bagaimana dengan sikap kita?

Setiap orang pernah menyimpan luka dalam dirinya. Kemungkinan yg paling spontan dari sikap kita adalah: membiarkan luka-luka tidak segera dipulihkan dan terus diberi kesempatan mengambil tempat semakin dalam. Hati kita menjadi tempat sampah yg menyimpan semua benda yg seharus dibuang malah sengaja kita simpan didalam almari pakaian secara rapi.

Banyak orang sehat secara jasmani tetapi sakit jiwanya, ia menjadi  pribadi yg kehilangan kebahagiaan hidup karena  terus-menerus diperbudak oleh kemarahan dan kebencian kepada orang lain yg memusuhinya. Makna kebangkitan Kristus tidak membawa pengaruh yang berarti untuk memberikan pengampunan sebagai bagian yang harus dipraktekkan secara nyata.

Ekspresi iman kepada Kristus yang bangkit seharusnya  dinyatakan dengan kesediaan diri membuka diri untuk dipulihkan oleh luka-luka Kristus. Apabila luka-luka kita belum dipulihkan oleh luka-luka Kristus yang bangkit, maka kehidupan kita akan cenderung untuk melukai setiap orang yang ada di sekeliling kita.

Manakala luka-luka kita telah dipulihkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus, tidak dapat disangkal bahwa transformasi luka-luka diri kita justru akan menjadi sarana kesaksian yg menyebarkan kasih, kedamaian, harapan, sukacita, pengampunan kepada orang-orang disekitar kita.

Kuasa kebangkitan Kristus itu sudah dinyatakan untuk mereformasi sistem kerja hati kita!
Dengan kuasaNya kita pasti dimampukan untuk melakukan pekerjaan iman yg bermanfaat bagi dunia ini.
Jadi, ubahlah luka-luka diri kita bukan sebagai alasan untuk menghancurkan tetapi sebagai motivasi untuk membangun iman, menumbuhkan harapan dan melahirkan kasih. Amin

God BlesU all
Have Nice day


by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar